Dua puluh Tiga hari dari bulan Ramadan sudah pun berlalu. Sudahkah kita maksimakan untuk memanfaatkan bulan yang lebih mulia dari sebelas bulan lainnya? Sungguh sangat merugi bagi yang menyia-nyiakan bulan Ramadan.
Dalam sebuah riwayat, Allah Ta’ala menciptakan waktu-waktu istimewa dalam skala waktu yang tertentu. Dalam satu hari, ada waktu yang diistimewakan oleh Allah iaitu sepertiga malam yang terakhir.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang bermaksud:-
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Ku ampuni’.”
(Riwayat Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758)
(Riwayat Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758)
Dalam satu minggu ada waktu yang diistimewakan Allah Ta’ala, iaitu hari Jumaat. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabada:-
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at; pada hari ini Adam as diciptakan, pada hari ini (Adam Alaihissalam) dimasukkan ke dalam syurga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari syurga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.”
(Riwayat Muslim, no. 854)
(Riwayat Muslim, no. 854)
Dalam satu bulan pun ada beberapa hari yang diistimewakan Allah Ta’ala, iaitu tiga hari (15, 16, 17) setiap bulannya. Didalamnya kita disunnahkan untuk berpuasa. Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasalah tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang masa.”
(Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)
(Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)
Terakhir adalah kelipatan setiap tahun. Dalam satu tahun ada satu bulan yang dimuliakan Allah Ta’ala. Didalamnya diturunkan Al-Quran untuk pertama kalinya. Di dalamnya pintu Syurga dibuka dan pintu Neraka ditutup. Didalamnya segala amal ibadah akan dilipatgandakan. Di dalamya jika kita panjatkan, maka akan diijabah. Tiada lain bulan tersebut adalah bulan Ramadan. Ya bulan yang kini kita sedang rasakan.
Sungguh beruntung bagi kita yang diberikan kesempatan untuk beribadah di dalam bulan Ramadan. Dalam sebuah riwayat, bahwa salah satu pintu surga ada yang bernama Ar-Rayan. Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala Allah maka diampuni dosanya yang terdahulu.”
(Riwayat Bukhari)
(Riwayat Bukhari)
Dan pintu tersebut dikhususkan untuk orang- orang yang berpuasa. Selain itu, sesuai dengan akhir firman Allahla’allakum tattaquun. Sehingga hasil akhir dari puasa adalah meraih gelar taqwa. Semoga.
Ramadan seakan menjadi sarana yang paling isitmewa untuk menjadikan diri kita termasuk dari orang-orang yang bertaqwa. Bagaimana tidak? Hari demi harinya, jam demi jamnya, minit demi minitnya, detik demi detiknya menjadi waktu yang sangat istimewa dan sangat merugi kija kita lewatkan. Begitupun dengan Nabi dan para sahabatnya. Mereka tidak pernah melakukan di bulan Ramadan, kecuali amalan ibadah kepada Allah Ta’ala.
Kecintaan mereka terbukti dari kesedihan mereka ketika akan berpisah dengan bulan Ramadan. Seakan mereka ingin setiap bulan itu adalah bulan Ramadan. Selain itu terbukti dari do’a yang mereka amalkan ‘Allahumma baarik lanaa Rajaaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhan.’ Makna dari doa tersebut tiada lain adalah rasa harap akan jumpa dengan bulan Ramadan.
Di antara amalan Rasulullah pada bulan Ramadan sebagai berikut:-
1. Solat Tarawih
Tidak jauh berbeda dengan solat malam yang kita laksanakan di luar bulan Ramadhan. Perbezaannya mungkin hanya dalam pengamalannya, iaitu berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda:-
“Barangsiapa yang mendirikan Ramadhan (shalat tarawih) atas dasar iman dan kesucian, diampuni segala dosanya yang terdahulu”
(Riwayat Bukhari)
(Riwayat Bukhari)
Selain solat sunat tarawih berjama’ah, juga biasanya dilasanakan setelah shalat Isya berjama’ah.
2. Membaca Al-Quran dan terjemahannya
Allah berfirman yang bermaksud:-
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dan yang bathil).”
(Surah Al-Baqarah ayat 185)
(Surah Al-Baqarah ayat 185)
Maka sayugianya kita memanfaatkan waktu kita di bulan Ramadan dengan membaca Al-Quran. Dalam sebuah hadist bahawa pahala setiap huruf Al-Quran yang kita baca adalah sepuluh.
Apalagi di bulan Ramadan yang penuh berkah, tentunya akan dilipat gandakan beberapa lipat. Selain itu jiwa dan hati mereka yang mengamalkan akan selalu dalam keadaan tenang. Rasulullah SAW bersabda:-
“Orang-orang yang berkumpul dalam masjid dan mereka membaca Al-Quran dan mempelajarinya bersama-sama, maka kepada mereka aan diturukan ketenengan jiwa, dilimpahkan rahmat, dikelilingi malaikat dab nereja disebut-sebut Allah di antara orang sekitarnya..”
(Riwayat Bukhari)
(Riwayat Bukhari)
3. I’tikaf di Masjid
Sebuah kegiatan yang dilaksanakan di dalam masjid. Kegiatan ini diisi dengan beberapa amalan ibadah lainnya, seperti tilawah Al-Quran, dzikir, mendirikan shalat sunnah dan lain sebagainya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW selalu melaksanakan I’tikaf. Apalagi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Hal tersebut terlihat dari sebuah hadist yang diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW ketika menyisir, beliau hanya mengeluarkan kepalanya saja agar bisa disisirkan oleh isterinya. Sedangkan badannya masih ada di dalam masjid agar tetap dalam keadaan I’tikaf.
4. Shadaqah
Shadaqah juga merupakan salah satu amalan mulia yang sangat-sangat digalakkan oleh Islam. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:-
“Shadaqah yang paling utama (afdhal)adalah shadaqah di bulan Ramadan.”
(HR Tirmizi)
(HR Tirmizi)
Dalam hadist tersebut sudah jelas makna dan apa yang harus kita lakukan. Jika seperti itu, pasti di balik amalan ibadah tersebut ada pahala yang berlipat-lipat. Jadi tidak aneh lagi jika di bulan Ramadan ini, dengan mudah kita dapati orang-orang baik yang mengeluarkan hartanya untuk sedekah.
Mungkin tak usah jauh kita ke Indonesia. Di sekitar kita, khususnya di masjid-masjid, baik besar atau pun kecil akan menyediakan ma’idatu Rohman (Hidangan kasih sayang). Di jalan-jalan pun demikian. Tidak sedikit orang-orang Mesir, ketika mendekati waktu maghrib mereka bersiap di sisi jalan untuk memberikan makanan atau minuman kepada mereka yang berada dalam perjalanan (kenderaan). Serta tidak jarang, di antara kita (masisir) ada yang mendapatkan daging firah setiap hari untuk buka puasa.
Hal tersebut tiada lain, sebuah rasa sadar terhadap keberkahan Ramadan. Mereka benar-benar tak ingin tertinggalkan keberkahan bulan tersebut. Kerana mereka tahu, tidak ada jaminan untuk tahun depan kembali lagi bertemu dengan bulan suci Ramadan.
Semoga dengan mengamalkan amalan-amalan ibadah di atas dan amalan yang lainnya, kita termasuk orang-orang yang mendapatkan tujuan puasa tersebut. La’allakum tattaquun, iaitu predikat bertaqwa. Allah berfirman yang maksudnya:
“Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang paling taqwa di antara kamu”
(Surah Al-Hujurat ayat 13)
(Surah Al-Hujurat ayat 13)
Ketika kita bertaqwa, kita pun akan menjadi orang yang paling mulia di hadapan Allah Ta’ala. Kita lihat seseorang yang dimuliakan oleh orang tuanya. Mereka diberi sebelum meminta, kebutuhannya selalu terpenuhi, hari-harinya tak lepas dari kasih sayang, selalu dilindungi. Itu mulia di hadapan manusia, apalagi di hadapan Allah Ta’ala?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan